Menjadi Katolik
Menjadi Katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan, dan undangan dalam persatuan dengan-Nya. Kristus menghendaki kebersamaan atau persekutuan antara kita dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran, sebab Ia Allah yang adalah Sang Kasih (1 Yoh 4 : 8) dan Kebenaran (Yoh 14 : 6). Maka menjadi Katolik, pertama-tama adalah menanggapi dengan iman, pewahyuan Allah dan undangan-Nya kepada persatuan (komuni) dengan-Nya. Maka menjadi Katolik adalah menjadi menjadi seorang Kristiani sebab seorang Kristiani sudah seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.
Iman
Menurut Konsili Vatikan II, Katekimus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II, iman memilik dua unsur.
- Yang pertama adalah unsur pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri tanpa syarat kepada-Nya.
- Yang kedua adalah unsur objektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Keselamatan adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Allah memberikan anugerah keselamatan kepada kita manusia karena Allah tahu, tanpa kemurahan-Nya, manusia tidak akan bisa selamat karena dosa tetapi Allah sangat mengasihi manusia (Yoh 3 : 16)
Kasih Karunia
Kasih Karunia merupakan sarana Allah dalam :
Penyelamatan manusia berdosa
Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
Pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa
Makna Beriman
- Beriman tidak hanya sekedar tahu dan percaya, melainkan berani melakukan apa yang diketahuinya dan dipercayainya
- Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
- Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan manusia
- Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar-menawar, apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
- Manfaat beriman : tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenng, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman kita merasa bahagia, tenang, damai, dan tabah karena keyakinan akan pertolongan dari Allah, kita juga memilik keberanian dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. Bagi orang yang menjalani hidupnya tanpa iman, hidupnya akan diliputi rasa takut, gelisah, tidak punya harapan (cepat putus asa), cenderung menjalani jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Aspek dalam beriman :
Iman adalah rahmat
Iman adalah anugerah
Iman itu personal
Beriman itu proses
Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar